CATATAN KECIL : KONSEP REKAM JEJAK PEMBELAJARAN MATEMATIKA (MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO RECORDER) ANTARA HAYALAN DAN KENYATAAN
CATATAN
KECIL :
KONSEP
REKAM JEJAK PEMBELAJARAN MATEMATIKA
(MENGGUNAKAN
MEDIA VIDEO RECORDER)
ANTARA
HAYALAN DAN KENYATAAN
Testimony : - Masih ada yang bilang Matematika sulit…..
-
Masih ada yang merasa matematika ilmu susah paham
cepat lupa….
-
Pembelajaran matematika tidak boleh monoton…
Mungkin itu yang sering
kita dengar dari siswa-siswi kita dan mungkin juga kita perbincangkan
disela-sela waktu berkumpul dengan sesama guru matematika….
Tak bisa dipungkiri
ternyata dari tahun ke tahun, matematika selalu saja memiliki tantangan dalam
belajar dan pembelajaran. Coba kita bayangkan apabila semua proses pembelajaran
itu kita rekam mungkin selama masa kerja 25 tahun kita sudah memiliki ribuan
bahkan jutaan rol film tentang bagaimana kita mengajar dan bagaimana pergantian
karakter peserta didik dalam pembelajaran matematika… APAKAH KIRANYA ITU AKAN
MENGASIKAN UNTUK KITA ULANG DAN PUTAR KEMBALI DI SELA-SELA KITA LUANG……..
Tentu saja
pernyataan itu belum bisa terbukti
kebenarannya… karena pada dasarnya belum pernah saya temukan PH (Production House) yang mensponsori
kegiatan tersebut…. (bayangkan jika ada…).
Ada banyak CD
interaktif yang sekolah punya…. Banyak pula video dan animasi yang kita punya
dan itu mungkin sering kita lakukan dalam proses pembelajaran di kelas, tetapi
isinya adalah bagaimana konsep matematika kita kenalkan dan difahami melalui
media computer dan infocus.
Mengasikan, menyenangkan, menghasilkan nilai bagus dan mempersingkat waktu
proses penyampaian SK dan KD (hasil penelitian Dudi Wahyudi/ UPI Bandung tahun
2004).
Ternyata pada saat
pembelajaran menggunakan media computer dan infocus
siswa sangat semangat memperhatikan materi pelajaran, kadang proses
pembelajaran terasa sangat santai/rileks jauh dari kesan “menyeramkan”, tidak
ada satupun siswa yang mengalihkan pandangan matanya ke slide materi… walaupun sebetulnya ini hanya proses “simulasi laboratory” memindahkan ruang
dan waktu belajar yang seharusnya peserta didik langsung melakukan sendiri
proses pembelajaran media interaktif, tetapi dari segi potensi karakter telah
terbangunkan semangat dan motivasi dari pelaku pembelajaran (guru dan siswa).
Telah banyak penelitian
baik kualitatif, kuantitatif, tindakan kelas, deskriptif dan lain sebagainya mengenai
proses pembelajaran seperti ini dan hasilnya selalu bernilai positif (memang
begitu adanya), tetapi dirasakan selalu saja ditemukan persepsi negative
tentang pembelajaran matematika….. (oh iya mungkin penilaian akhir yang terjadi
hanya komponen kognitif yang menjadi symbol “keperkasaan” kecerdasan peserta
didik). Padahal penelitian itu “high cost,
high risk” hipotesis di uji untuk
diketahui nilainya melalui treatment dan
trial and error hasil akhir implikasi
dan kebijakan tak pernah berubah, matematika tetap seperti ini adanya.
Mungkin kita tahu tahun
2009 “ booming ” istilah lesson study (kebetulan penulis menjadi
guru model) pembelajaran dilakukan melalui kerja tim yang memikirkan
keberhasilan proses pembelajaran matematika, luar biasa semangat itu ada…..
keberhasilan tercapai, positif dengan nilai 100 (skala 0 – 100). Sukses bahkan
menjadi bagian dari keberhasilan pembelajaran “saat itu….”. Guru matematika tercerahkan, secara kompetensi
professional dapat terukur tingkat ke-profesionalannya, secara kompetensi
social tercapai dengan kerja timnya, secara pedagogis apresiasi positif dari
orang tua, kepala sekolah, pengawas, lpmp, secara pribadi muncul rasa percaya
diri, lalu apa yang kurang…. Ternyata balik lagi “keperkasaan” kognitif di
hasil penilaian akhir masih dalam dunia abu-abu…
Bingung… cemas
menghadapi kenyataan akhir tahun pelajaran apakah matematika sudah lulus dan
layak diakui sebagai mata pelajaran yang tidak bermasalah… jurus apa lagi yang
harus disiapkan… ataukah tidak perlu lagi untuk difikirkan…(astagfirulloh ...)
Masih hangat
diperbincangkan, tahun 2012 ini akan mulai diujicoba formula baru Penilaian
Kinerja Guru, guru-guru di training
terlebih dahulu, menilai kinerja yang terekam dalam video pembelajaran, membuat
catatan, kemudian melaukan scoring
yang berujung pada kompetensi guru tersebut.
Kedua
formula di atas mungkin bagi peningkatan kualitas pemahaman matematika siswa
ternyata belum tersentuh secara emosional dan logis, masih yang diutamakan
adalah bagaimana guru mampu melakukan proses pembelajaran yang professional
tanpa mengikut sertakan bagaimana siswa seharusnya mengetahui dan memahami
proses pembelajaran matematika yang baik.
Sebuah analogi….(mohon
maaf bila kurang tepat)
“Guru
diibaratkan seorang nakhoda kapal, siswa diibaratkan penumpangnya, guru dan siswa
memiliki tujuan mulia yang sama, seperangkat teknologi dengan tempatnya
merupakan kapalnya. Nakhoda kapal diberikan pelatihan tentang bagaimana cara
menjalankan kapal yang baik, benar, santun dan berwibawa untuk memiliki 4
kompetensi, Nakhoda dibimbing oleh Nakhoda senior dan Nakhoda ahli dengan cara
disupervisi cara menjalankan kapalnya, tetapi para penumpangnya tidak
diperhatikan, ada yang bergelantungan, ada yang hampir jatuh, ada yang tidak
tahu sudah sampai mana tujuannya, bahkan mungkin ada yang sedang melubangi
kapalnya. Mereka (penumpang) tidak tahu bahwa mereka telah melakukan itu dan
itu salah dan membahayakan keselamatan semuanya, mereka hanya tahu bahwa kaki
mereka masih berada di kapal tersebut… kapan mereka paham?”.
Konklusi dari ilustrasi
di atas bahwa kekuatan pemahaman pembelajaran terletak pada bagaimana kekuatan
yang ada pada guru dan kekuatan yang ada pada siswa harus dapat dipadukan
sebagai bentuk kekuatan bersama mencapai tujuan. Kekuatan muncul jika semuanya telah
memahami dan melakukan pengkajian terhadap proses pembelajaran yang telah
dilakukan dan keduanya (guru dan siswa)
melakukan penilaian individu yang disampaikan pada forum kelas.
Tentu saja ini sulit
dilakukan… tetapi akan mudah dilakukan jika proses pembelajaran tersebut
direkam dengan bantuan alat video recorder
yang standby terus melalukan proses
rekam jejak pembelajaran.
Secara mudah ide
hayalannya dapat digambarkan sebagai-berikut :
Proses pembelajaran
biasa saja, apa adanya, tidak manipulative… semua aktivitas siswa dan guru
mampu terekam dengan bantuan 3 alat rekam video tersebut dari awal pembelajaran
sampai akhir pembelajaran.
Ruh dari kegiatan ini
adalah sebagai berikut :
1. Pada
pertemuan berikutnya, siswa dan guru melakukan kegiatan nonton bareng proses
kegiatan pembelajaran yang telah direkam tersebut. (insya allah semua akan
mlihat dan focus menonton film
tersebut)
2. Semua
peserta didik dan guru melakukan proses rekam pengamatan dirinya masing-masing
kemudian mencatat kejadian yang telah dilakukan oleh dirinya masing-masing
selama proses pembelajaran.
3. Harapan
dari kegiatan no 2 tersebut, masing-masing mampu melakukan proses evaluasi diri
perilaku selama pembelajaran (mungkin ada siswa yang ngantuk, tertawa, tak
focus pada saat pembelajaran, guru dalam penjelasannya ada yang terlewatkan, semuanya
bisa mengetahui kegiatan masing-masing tersebut).
4. Siswa
mampu mengetahui aktivitas dirinya selama proses pembelajaran baik yang sesuai
dengan yang diharapkan maupun yang menyimpang.
5. Siswa
membacakan hasil catatannya di depan kelas dan yang lainnya mendengarkan.
6. Siswa
mengutarakan harapan yang mereka inginkan, setelah melihat rekaman gurunya
mengajar.
7. Guru
memberikan arahan dan nasehat pada siswa yang belum sesuai.
8. Guru
dan siswa mampu merasakan “Chemistry”
yang kuat untuk memperbaiki proses pembelajaran yang berujung pada pemahaman
materi ajar.
*ini dilakukan continue
……
Muncul pertanyaan “Apa hasil akhir dari kegiatan ini…”
Secara sadar penulis
tidak dapat menjawab, karena konsep ini hanya sebuah ide dan harapan akan
segera penulis lakukan, tapi sementara ternyata “percobaan membutuhkan support yang besar dari segi peralatan TIK nya”, dan
belum mampu terfasilitasi oleh intitusi SMA penulis.
Penulis sadar ide ini
hanya ide sepele yang belum teruji secara teoritis…. Masih banyak konsep yang
lebih baik, masih banyak konsep yang handal dan valid, tetapi seyogyanya ini
hanya sebuah harapan yang mudah-mudahan siapapun secara sadar dan tidak sadar,
baik atau tidak baik, serius atau tidak serius ada yang melakukan sehingga bisa
berbagi hasil dengan penulis
Ini sebuah artikel
sekaligus sebuah proposal… (mungkin itu lebih nyaman) guna membangun “learning society” yang dilakukan pada
komunitas kelas.***
©
Dudi Wahyudi
CATATAN KECIL : KONSEP REKAM JEJAK PEMBELAJARAN MATEMATIKA (MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO RECORDER) ANTARA HAYALAN DAN KENYATAAN
Reviewed by Dudi Wahyudi
on
13.23
Rating:
Tidak ada komentar: