Pendahuluan
Era tahun 90 an, guru banyak diuntungkan dengan
kenaikan pangkat yang bisa lebih cepat dari sebelumnya yaitu 4 tahun sekali.
Dengan diberlakukannya Permenpan No. 84/1993, banyak guru yang mengecap
kenaikan pangkat setiap dua tahun. DUPAK hanya diajukan apabila guru mau naik
pangkat, kemudian pengembangan profesi seperti pembuatan karya tulis ilmiah
hanya dibebankan kepada guru yang akan naik pangkat dari golongan IV/a ke atas.
Ini berakibat banyak guru yang berada di golongan IV.a dalam posisi nyaman
tanpa ada keinginan untuk melakukan penelitian atau membuat tulisan ilmiah.
Namun, ketika keluar Permen PAN dan RB Nomor 16 Tahun
2009, kenaikan pangkat guru sepertinya terhambat dikarenakan ada persyaratan
untuk mengajukan DUPAK per tahun dengan bukti fisik dari setiap unsur guna
dinilai. Nilai yang diperoleh akan dikumulatif sampai tercapai angka kredit
untuk naik pangkat setingkat lebih tinggi.
Berkaitan dengan pengembangan profesi guru yang akan
naik pangkat dari III/b ke atas, diwajibkan membuat karya inovatif yang salah
satunya berupa karya tulis ilmiah. Berkenaan dengan itu, banyak guru yang
menganggap bahwa karirnya hanya sampai disitu. Golongan terakhirnya hanya
sampai golongan IV/a saja. Ini karena guru tidak bisa menyanggupi persyaratan
untuk membuat karya inovatif atau membuat karya tulis. Apalagi guru merasa aman
dan nyaman dengan adanya tunjangan profesi yang diterima, walau tanpa melakukan
pengembangan profesi. Kenyataannya ada guru yang sudah lebih dari 15 tahun
berada pada golongan IV/a.
Dengan diberlakukannya Permen PAN dan RB nomor 16
tahun 2009 secara intensif mulai Januari 2013, dan adanya issu yang beredar
bila tidak naik pangkat ke golongan yang lebih tinggi, maka tunjangan
profesinya akan dicabut. Mulailah para guru resah dan gelisah. Banyak guru yang
memulai belajar menulis, menghasilkan karya inovatif ataupun melakukan
publikasi ilmiah. Ini adalah dampak positif dari Permen PAN dan RB nomor 16
tahun 2009. Namun disayangkan, begitu banyak guru yang berhasil naik pangkat ke
golongan IV.b tanpa mengerti bagaimana menulis ataupun melakukan publikasi
ilmiah. Hal ini membuat profesi guru menjadi suatu yang tidak dapat lagi
dibanggakan, karena keinginan naik ke golongan lebih tinggi bukan didasari
tanggung jawab untuk lebih profesional, tetapi lebih kepada material semata.
Kenyataan di atas, berlaku juga untuk beberapa guru
matematika yang memang notabene sulit menuangkan ide pikirannya ke dalam suatu
tulisan.
Pembahasan
Menulis Itu
Penting
Bagi seorang guru matematika karena kedudukannya
sebagai guru yang berkewajiban selain memberikan pelajaran juga harus
mengembangkan kajian matematika sebagai ilmu dasar yang diperlukan bagi
disiplin pengetahuan yang lainnya. Tuntutan itu juga merupakan hal yang logis
terkait peran guru sebagai tenaga fungsional tertentu dalam bidang pendidikan
dimana penulisan karya ilmiah merupakan persyaratan bagi kenaikan ruang dan
golongan bagi guru. Sebagaimana di atur dalam keputusan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009
tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka kreditnya. Tuntutan lainya adalah
tertuang di dalam Permen tersebut, pengembangan keprofesian berkelanjutan,
meliputi pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif. Tantangan
terbesar pada kemauan dan kesanggupan guru mengembangkan profesi berkelanjutan
dalam penulisan ilmiah sebab banyak guru merasakan bahwa mereka stagnan dalam
proses belajar mengajar dan pelaporannya.
Jadi menulis menjadi penting, karena selain tuntutan
profesi guru sebagai pengajar yang harus mampu melakukan perbaikan terhadap
proses pembelajaran di kelas, guru juga harus mampu mencapai pangkat yang lebih
tinggi. Karena sekarang ini kenaikan pangkat pada golongan III/b sudah harus
melalukan pengembangan profesi.
Faktor
Penghambat
Sekalipun telah diwajibkan tentang pengembangan
keprofesian berkelanjutan (PKB), namun masih banyak guru yang belum mampu
melaksanakan penulisan karya ilmiah. Beberapa faktor penghambatnya adalah:
1. Ketidaktahuan guru tentang metodologi penulisan karya
ilmiah. Seorang guru mungkin belum pernah melakukan penulisan karya ilmiah,
atau pernah ketika menyusun skripsi tetapi sudah terlupakan.
2.
Guru terjebak rutinitas. Karena tuntutan jam mengajar
wajib seorang guru 24 – 40 jam, ada guru yang mengajar sampai 30 jam atau
lebih. Ini mengakibatkan kurangnya waktu untuk melakukan perbaikan terhadap
proses pembelajaran, apalagi untuk melakukan penelitian. Kalaupun sempat
melakukan proses perbaikan, terkadang guru tidak menuliskannya dalam bentuk
laporan.
3. Terbatasnya wawasan. Guru dengan keterbatasan waktu,
sulit untuk berkembang karena itu mempengaruhi terbukanya wawasan seorang guru.
Diklat-diklat khusus tentang pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) belum
begitu populer. Memang sudah ada diklat PKB yang dilaksanakan PPPPTK
Matematika, namun itu masih sangat terbatas.
4. Kurang berkembang ide. Karena ketidaktahuan, terjebak
rutinitas dan terbatasnya wawasan seorang guru, terutama guru matematika, maka
ide-ide tentang perbaikan proses pembelajaran di kelas ataupun inovasi
pembelajaran tidak akan terlaksana. Jadi guru tidak punya ide dan kembali lagi
terjebak ritinitas.
Upaya
Menggalakkan Budaya menulis
Untuk
memulai menulis, seorang guru terutama guru matematika harus keluar dari
faktor-faktor penghambat yang ada. Langkah pertama adalah banyak membaca,
membaca apa saja, dimulai yang sederhana membaca artikel yang tersedia di
media-media sosial. Kemudian guru matematika harus selalu mengikuti
perkembangan dunia pendidikan. Ada banyak ajang yang disediakan sebagai sarana untuk
menampung kreasi dan inovasi seorang guru matematika. Mari ikuti berbagai event
yang ada sebagai motivasi untuk memulai menulis.
Ada satu
Blog guru matematika yang mengajak kita menulis setiap hari. Blog milik Iwan
Sumantri, seorang guru matematika SMP N 3 Cibadak yang dapat kita akses di
alamat
http://iwansmtri.blogspot.co.id/2015/04/blog-pbm-matematika-iwan-sumantri.html
Mungkin
beberapa tulisan atau beberapa kegiatan beliau yang tertuang pada Blog tersebut
dapat dijadikan motivasi ataupun referensi bagi seorang guru matematika
dimanapun kita bertugas.
Selain itu
beberapa ajang atau kegiatan yang telah menjadi agenda tetap dari pemerintah
terutama Kemendikbud, baik yang diadakan oleh p4tk matematika atau lembaga yang
lain, diantaranya:
1. Sendimat, yang tahun 2015 adalah tahun ketiga.
Merupakan agenda tetap dari p4tkmatematika yang dilaksanakan setiap bulan
november. Untuk info lebih lanjut dapat diakses pada alamat
http://sendimat.p4tkmatematika.org/
2. ONIP, merupakan ajang lomba inovasi pembelajaran yang
juga merupakan agenda tetap p4tkmatematika dan tahun 2015 juga merupakan tahun
ketiga. Info lebih lanjut tentang ONIP dapat diakses di http://onip.p4tkmatematika.org/
3.
Bantuan penulisan PTK dari Puslitjak, tahun 2015
merupakan tahun pertama yang mengakomodir 170 karya dari berbagai tingkat
pendidikan dan mata pelajaran di sekolah dasar sampai sekolah menengah. Namun sayang, berita terakhir menyebutkan bahwa kegiatan ini adalah yang pertama dan terakhir.
Lomba-lomba lainnya dari kemendikbud, ada INOBEL, BEST
PRACTISE, LKGI, SIMPOSIUM GURU dan yang lainnya. Lomba-lomba seperti ini dapat
dijadikan motivasi bagi guru matematika untuk memulai berkarya dan
menuliskannya dalam bentuk laporan.
Peran PPPPTK
Matematika
Selain
motivasi dari diri guru matematika itu sendiri, tentunya lembaga pemerintah
juga harus berperan dalam menggalakkan upaya menulis seorang guru matematika.
Sekarang memang sudah ada diklat PKB Two In one dari p4tkmatematika, namun
masih sangat terbatas.
Tahun 2015
ada sekitar 80 orang guru matematika dari beberapa Provinsi terpanggil untuk
mengikuti diklat. Menurut info yang penulis peroleh pada saat sendimat 3,
banyak peserta diklat PKB yang tidak dapat menyelesaikan tugas terakhirnya
karena beberapa alasan. Ini sangat disayangkan, karena peserta diklat hanya
sedikit yang terpilih. Mungkin kedepan, p4tkmatematika harus mempertimbangkan
kembali persyaratan untuk mengikuti diklat PKB seperti ini.
Berbeda
sekali dengan peserta bantuan PTK Puslitjak tahun 2015, dari 170 peserta
semuanya mengikuti dan menyelesaikan tugasnya sampai akhir. Mungkin karena
pesertanya dijaring melalui pendaftaran mandiri dan diseleksi, berbeda dengan
peserta diklat PKB yang mendapatkan panggilan langsung dari p4tkmatematika,
atau juga ada unsur yang lain. Wallahu alam.
Penulis
sangat berharap, agar p4tkmatematika
lebih selektif lagi menjaring peserta diklat PKB. Dan penjaringannya lebih luas
lagi sehingga bisa menjangkau lebih banyak Kota/Kabupaten.
Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa menulis bagi seorang guru
matematika adalah penting. Karena selain tuntutan profesi, juga merupakan
kewajiban untuk memenuhi syarat kenaikan pangkat dari golongan III/b ke atas.
Agar lebih
menggalakkan upaya menulis guru matematika, peran PPPPTK Matematika sangatlah
penting, terutama dalam hal memfasilitasi guru untuk menjadi peserta diklat
atau menambah lagi ajang kreatifitas guru selain sendimat dan onip.
Daftar
Pustaka
Keputusan Menteri Negera Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka kreditnya.
Keputusan Menteri Negera Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka kreditnya.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bagi Guru Matematika, Antara Tuntutan Dan Kesulitan
Reviewed by Bunda Nurhayati
on
15.48
Rating:
kereeeennnn... inspiratif bun
BalasHapus