Berangkat dari belajar tanpa sekat, tanpa ruang real, saya mencoba memahami tentang media pembelajaran
dari beberapa buku “amunisi” (pinjam istilah P Ansar & Cak Mat) yang saya
baca sore ini.
Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan
melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan. Dan semua kegiatan itu
bermuara kepada pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Apapun
kurikulum yang diberlakukan di sekolah, kegiatan belajar mengajar memang
intinya adalah pelaksanaan kurikulum. Seperti
kata beberapa kawan, apa yang kamu rencanakan, tulislah. Apa yang kamu
tulis, lakukanlah. Dalam pelaksanaannya,
interaksi dengan lingkungan belajar
mencakup tujuan, bahan belajar, metode dan penilaian.
Dalam metode pembelajaran, ada dua aspek menonjol yaitu metode
dan media pembelajaran. Pada penerapan
kurikulum 2013 nantinya, ada beberapa metode pembelajaran yang disarankan. Pendekatan pembelajarannya adalah 5M, Mengamati, Menanya, Mencoba,
Menalar dan Mengkomunikasikan. Pada intinya, metode-metode yang disarankan itu
menekankan pada “Student Centered” sebagai ruh dari standar proses kurikulum
2013. Kalau dalam prakteknya selama ini, banyak guru yang masih menjadikan
dirinya sebagai fokus dan sumber utama sebuah proses pembelajaran, maka pada
kurikulum 2013, peran guru lebih ditekankan sebagai fasilitator bagi siswa. Ada banyak sekali metode pembelajaran yang
bisa dijadikan rujukan untuk pelaksanaan pembelajaran “Student Centered” ini. Beberapa yang sering muncul adalah PBL, PjBL dan DL. Aris Shoiman dalam “68 Model Pembelajaran
Inovatif dalam Kurikulum 2013” menyatakan bahwa Inovasi Pembelajaran merupakan
sesuatu yang penting dan harus dimiliki atau dilakukan oleh guru. Inovasi yang bisa dilakukan guru termasuk dalam inovasi penggunaan media pembelajaran.
Media pembelajaran, mempunyai peranan yang sangat besar bagi
pembelajaran di kelas. Ada beberapa alasan penggunaan media pembelajaran. Nana
Sudjana dalam “Media Pengajaran” menyatakan bahwa ada 4 alasan berkenaan dengan
manfaat media pembelajaran
- Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar
- Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya
- Metode mengajar akan lebih variatif
- Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain
Dari ke 4 alasan itu, bukankah sudah memenuhi kriteria untuk
pendekatan 5M?
Saat ini, media pembelajaran biasa dibagi dalam 2 kategori,
(seperti kategori ONIP saja ya) yaitu media pembelajaran berbasis ICT dan media sederhana berupa alat peraga.
Sesuai dengan perkembangan teknologi, media berbasis ICT banyak sekali. Yang
harus dicermati adalah bahwa media berbasis ICT itu jangan sampai malah membuat
siswa pasif, hanya melihat dan mendengar saja tanpa terlibat di dalamnya. Untuk alat peraga, yang harus diperhatikan
adalah penggunaan dan kemanfaatannya untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Tidak usah terlalu muluk-muluk dalam pembuatan
dan penggunaan alat peraga. Bahkan dari alat sederhana pun bisa menjadi suatu
alat peraga yang bermanfaat. Tetapi, seorang guru perlu berhati-hati dalam
pemilihan media pembelajaran. Jangan sampai penggunaan alat peraga malah
menyulitkan bagi siswa, atau malah membuat siswa tersesat dalam memahami suatu
konsep matematika. Baik media berbasis
ICT maupun alat peraga, intinya adalah sama yaitu membantu siswa dalam proses
belajarnya. Berinovasi tiada henti harus
menjadi suatu kebutuhan bagi guru. Berani menjadi guru harus berani berinovasi.
Catatan tentang Media Pembelajaran
Reviewed by Lili's Blog
on
15.35
Rating:
Tidak ada komentar: