KURIKULUM MERDEKA

 RAPI MN adalah singkatan dari Rabu Inspirasi bersama Matematika Nusantara, yaitu kegiatan seminar dalam jaringan atau webinar yang diselenggarakan oleh Matematika Nusantara untuk membahas topik-topik terkait pendidikan dan matematika. RAPI MN bisa dijumpai setiap satu kali dalam dua minggu. RAPI MN selalu menghadirkan narasumber yang kompeten, baik dari jajaran pengurus dan anggota Matematika Nusantara (MN) sendiri maupun dari luar MN.

Sudah lama saya ingin RAPI MN membahas Kurikulum Merdeka. Saya dan teman-teman di grup MN masih sering bingung dengan kurikulum prototipe, kurikulum paradigma baru atau merdeka belajar dan bagaimana pelaksanaannya di sekolah. Saya sendiri cukup lama mencari narasumber yang kompeten tentang ini, sampai akhirnya oleh seorang teman, saya diberi nomor kontak salah seorang staf di Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar). Saya menghubungi nomor tersebut dan akhirnya saya dikenalkan dengan staf Plt. Kepala Puskurjar. Pak Sekjen MN ikut membuatkan surat permohonan dan menghubungi pihak Puskurjar. Setelah menunggu hampir sebulan, alhamdulillah akhirnya dikirimkanlah narasumber untuk RAPI MN 19.     


Rabu tanggal 9 Maret 2022 di siang hingga sore hari, RAPI MN mengudara yang ke-19. Para pemerhati MN (kami menyebutnya MN lovers) menikmati kebersamaan bersama narasumber dari Kemendikbudristek, Bapak Dr. Yogi Anggraena, M.Si dan guru SMAN 4 Tangerang yang juga anggota Tim Pengembang Subdit PSMA, Bapak Entis Sutisna, S.Pd. Kedua narasumber mengusung materi terkait ‘Kurikulum Merdeka’.

Berikut inti sari Kurikulum Merdeka yang disampaikan oleh nara sumber Bapak Dr. Yogi Anggraena, M.Si.
Implementasi Kurikulum Merdeka untuk pemulihan pembelajaran dilakukan berdasarkan kebijakan-kebijakan berikut: Permendikbudristek No. 5 Tahun 2022 (Standar Kompetensi Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah), Permendikbudristek No. 7 Tahun 2022 (Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah), Kepmendikbudristek No. 56 Tahun 2022 (Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran), Keputusan Kepala BSKAP No.008/H/KR/2022 Tahun 2022 (Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Pada Kurikulum Merdeka), Keputusan Kepala BSKAP No.009/H/KR/2022 Tahun 2022 (Dimensi, Elemen dan Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila Pada Kurikulum Merdeka).   

Dalam pemulihan pembelajaran, saat ini sekolah diberikan kebebasan menentukan kurikulum yang akan dipilih. Sebagai pilihan ke-1 adalah sekolah melaksanakan Kurikulum 2013 secara penuh, pilihan ke-2 adalah sekolah melaksanakan Kurikulum Darurat yaitu Kurikulum 2013 yang disederhanakan, dan sebagai pilihan ke-3 adalah sekolah melaksanakan Kurikulum Merdeka. Satuan pendidikan dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara bertahap sesuai kesiapan masing-masing.

Tiga keunggulan dari Kurikulum Merdeka adalah: (i) Lebih sederhana dan wendalam; (ii) Lebih merdeka; (iii) Lebih relevan dan interaktif.

Kurikulum Merdeka diperkenalkan kepada seluruh pemangku kepentingan melalui berbagai media, di antaranya adalah:  Kajian Akademik, Video Kurikulum Merdeka, Sistem Informasi Kurikulum Nasional, Buku Saku Kurikulum Merdeka, Buku Saku Platform Merdeka Mengajar, Risalah Kebijakan Dampak Penyederhanaan Kurikulum.

Implementasi Kurikulum Merdeka juga didukung melalui kebijakan penyediaan buku pendidikan lengkap dari jenjang PAUD hingga SMA/ SMK dan pendidikan khusus. Sistem Informasi Perbukuan sebagai platform digital untuk mendukung layanan perbukuan bagi ekosistem perbukuan dan pengembangan kurikulum. Buku-buku ini dapat diakses di mana pun dan kapan pun. Berikut tautan untuk mengakses buku-buku tersebut:   https://buku.kemdikbud.go.id  

Jadi, tidak ada kurikulum prototipe atau kurikulum paradigma baru, saat ini sudah menjadi satu nama yaitu Kurikulum Merdeka, yang telah diimplementasikan di hampir 2.500 sekolah yang mengikuti Program Sekolah Penggerak (PSP). Mulai Tahun Ajaran 2022/2023 satuan pendidikan dapat memilih untuk mengimplementasikan kurikulum berdasarkan kesiapan masing-masing mulai TK B, kelas I, IV, VII, dan X. Pemerintah menyiapkan angket untuk membantu satuan pendidikan menilai tahap kesiapan dirinya untuk menggunakan Kurikulum Merdeka. Bagi Satuan Pendidikan yang berminat, dapat mengisi angket dan mendaftar melalui tautan  https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id

Tiga pilihan yang dapat diputuskan satuan pendidikan tentang implementasi Kurikulum Merdeka pada Tahun Ajaran 2022/2023: (1) Menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan; (2) Menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan; (3) Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar.

Beragam informasi diberikan kepada satuan pendidikan yang berminat untuk mempelajari lebih mendalam dan menerapkan Kurikulum Merdeka, di antaranya adalah dengan mengunduh Platform Merdeka Mengajar pada gawai Android atau mengakses melalui laman situs https://guru.kemdikbud.go.id/    



Pada materi yang disampaikan oleh Bapak Entis Sutisna, S.Pd, dengan judul ‘Kurikulum Matematika pada Kurikulum Merdeka, Apa yang Harus Disiapkan Guru’

Pada awalnya dijelaskan tentang Capaian Pembelajaran yang didefinisikan sebagai kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap tahap perkembangan peserta didik untuk setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah’. Capaian Pembelajaran memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi.

Capaian Pembelajaran (CP) dirumuskan dalam bentuk fase-fase yang menyatakan target capaian untuk rentang waktu yang lebih panjang (bukan per tahun seperti kurikulum terdahulu). Pada jenjang SD terdapat 3 fase yaitu fase A (kelas 1-2), fase B (kelas 3-4) dan fase C (kelas 5-6). Pada jenjang SMP terdapat 1 fase yaitu fase D, dengan durasi 3 tahun (kelas 7-9 SMP). Pada jenjang SMA terdapat 2 fase, yaitu fase E (kelas 10) dan fase F (kelas 11-12).

Berikutnya adalah Tujuan Pembelajaran (TP) yang merupakan deskripsi pencapaian tiga aspek kompetensi yakni pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh siswa dalam satu atau lebih kegiatan pembelajaran, disusun secara kronologis berdasarkan urutan pembelajaran dari waktu ke waktu yang menjadi prasyarat menuju CP. Rumusan tujuan pembelajaran tidak hanya mencakup tahapan kognitif dan dimensi pengetahuan tetapi juga mengikutsertakan perilaku capaian seperti kecakapan hidup.  

Alur Pembelajaran (AP) adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis di dalam fase secara utuh dan menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase. Alur ini disusun secara linear sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari untuk mengukur CP. Alur Pembelajaran disusun untuk menjadi rangkaian tujuan pembelajaran sejak awal hingga akhir setiap fase dari suatu Capaian Pembelajaran. Alur Pembelajaran menjadi panduan guru dan peserta didik untuk mencapai CP di akhir fase tersebut.

Yang terakhir adalah asesmen yang terdiri dari: asesmen diagnosti awal, asesmen diagnostik berkala, asesmen formatif dan asesmen sumatif.

Guru harus merancang pembelajaran dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.

File contoh-contoh perangkat: https://linktr.ee/pembelajaranparadigmabaru    dan http://guru.kemdikbud.go.id 


MN lovers, bergabunglah terus dalam RAPI MN, karena saya dan tim akan memberikan materi-materi yang selalu up to date dan menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya.  


Salam B2M2 MN, Belajar Berbagi Memotivasi Menginspirasi bersama Matematika Nusantara.


 


KURIKULUM MERDEKA KURIKULUM MERDEKA Reviewed by Dyah Sinto Rini on 19.50 Rating: 5

10 komentar:

Laman Portal Matematika Nusantara

Diberdayakan oleh Blogger.