Bermula dari keinginan untuk membuat matematika menjadi menarik dan tidak menakutkan, saya mencoba dengan sesuatu yang akrab dengan keseharian siswa. Sesuai tradisi masyarakat melayu, pantun menjadi bahasa pengantar dalam berbagai acara.
Namun, bukan berarti semua orang pintar menyusun kata-kata menjadi sebuah pantun. Menurut aturannya pantun adalah kalimat yang terdiri dari empat baris bersajak a-b-a-b. Pernah suatu ketika saya memberikan sebuah pantun yang berakhiran huruf yang sama. Sebagai contoh:
Kalau pergi ke Gramedia
Belilah kertas dan juga tinta
Mau sukses belajar Matematika
Modalnya ikhlas dan juga cinta
Beberapa siswaku protes, katanya itu bukan pantun karena akhirannya bukan a-b-a-b. Secara saya adalah guru matematika, saya katakan: oke, saya sependapat dengan kalian bahwa pantun itu harus bersajak a-b-a-b. Sekarang perhatikan kalimat berikut: Jika a = b, apa yang terjadi?
Mereka menjawab: ya...bunda benar...itu adalah pantun.
Setiap pembelajaran matematika, siswaku selalu menunggu kehadiran saya (lebih utama pantunnya).
Bagiku tidak mengapa mereka senang pantunnya dulu...baru kemudian matematikanya. Bersama pantun-pantunnya, kehadiran saya selalu ditunggu dan bahkan dapat menularkan keterampilan tersebut.
Berikut saya sertakan beberapa pantun karya siswaku yang sempat kucatat, ada yang lebay, ada yang alay, ada-ada aja...
Orang nikah memasang tenda
Pengantin perempuannya bernama rika
Kalo guru matematika seperti bunda
Tidak ada alasan lagi membenci matematika (Yulia Isnaini)
Pengantin perempuannya bernama rika
Kalo guru matematika seperti bunda
Tidak ada alasan lagi membenci matematika (Yulia Isnaini)
Belajar giat
buat lulus UN
Biar semua
nilainya berkenan
Kalau
matematika pakai pantun
Belajarnya
jadi tak bosan (Mega Nofrasilofa)
Berpikirlah
imajinatif
Matematika
itu menarik
Pantun Bunda
sangat inovatif
Membuat saya
tertarik (Yuli Farwati)
Jalan-jalan
ke Surabaya
Jangan lupa
mampir ke Jakarta
Belajar
matematika istimewa
Apalagi Bunda
Nur gurunya (Siswanti)
Pergi ke
warteg beli babat
Ada pengamen
meminta jasa
Seorang guru
matematika memang hebat
Semua
pelajaran dia bisa
Masak telur
sampai hangus
Dicocol
sambal dengan nasi
Pantun Bunda
memang bagus
Mendidik dan
memotivasi
Pagi hari
Adi membawa kertas
Menaruh
pensil diatas tangan
Menjadi
manusia yang berkualitas
Harus penuh
dengan perjuangan (Retna Kusuma W, Meilina, Ayu
Lestri, Rida Nur’aini S)
Pagi hari
memasak pindang
Masak
pindang bersama keluarga
Kami siswi
SMAN 15 Palembang
Kelas
terbaik XII IPA.3
Membangun
rumah pakai batubata
Pintunya
dari kayu jati
Selain
ikhlas dan juga cinta
Belajar
matematika butuh niat dari hati
Pohon tinggi
itu kapas
Pohon kapas
ada disamping goa
Bila ingin
menjadi manusia berkualitas
Haruslah
kita berusaha dan berdoa
Buat pempek
pakai ikan tenggiri
Buat sambal
pakai terasi
Pantun Ibu
memotivasi diri
Berikan kami
berjuta inspirasi (Hanifa nandini, Iis Parida, Ega Asta
P.S, Sintia Sari)
Jalan-jalan
ketemu Agus
Lalu pulang
bawa tanya
Pantun Bunda
memang bagus
Kami suka
membacanya (Dini Puspa Monica)
Jalan-jalan
ke pasar antik
Berpikir itu
haruslah logis
Pantunnya
sangat menarik
Yang buat
cantik dan modis (Putri Ramadhan P.S)
Jalan-jalan
ke kota Blitar
Jangan lupa
membeli sukun
Jika kamu
ingin pintar
Belajarlah
dengan tekun (Nyimas Nikmah Lyanuari)
Kami Beli duku dua peti
Duku dimakan tdk dgn nasi
Pantun tersebut menghibur hati
Membuat pembaca terinspirasi
Matahari disenja hari
Esok hari muncul kmbali
Pantun tersebut memotivasi diri
Membuat semangat tertanam kembali ( Carella Yulindar, Chindy Tri Grasera, Siti
Hajar Ayudini, Tiara Rodiana Azma XII IPA 3 TP.2013/2014)
Palembang, 24 Agustus 2013
Catatan Usang, Dibuang sayang: Pantun Aneka Ragam
Reviewed by Bunda Nurhayati
on
23.56
Rating:
Tidak ada komentar: